Cara mengatasi Sifat Tantrum.



Artikel Literasi :  Pernahkah mendengar kalimat TANTRUM? Adakah yang mengalaminya? Biasanya yang sering terjadi sifat seperti ini, rata-rata anak-anak. Eits! Jangan salah, bukan anak-anak saja memiliki sifat tantrum. Orang dewasa juga.  

Tentunya sebagai orang dewasa melihat anaknya menginginkan sesuatu, selalu dipenuhi. Namun, dari sesuatu itulah akan memicu sifat berontak. Sifat seperti inilah yang memberikan pelajaran kepada orangtua, saudara-saudara, atau didikan dari orang-orang yang harus mempelajari perihal ini. 

Seringkali kita melihat anak-anak yang menangis tak berhenti-henti, bahkan sampai menendang sesuatu. Kita juga tak tahu permasalahan apa yang terjadi pada anak tersebut. Kadangkala setiap ada masalah terjadi pada anak tersebut, acapkali terjadi sesuatu yang tak diinginkan. 

Sebagai orangtua selalu mendidik hal yang salah. Bukan menyalahkan didikan orangtua. Akan tetapi didikan itu memicu dampak bagi fisik anak dan masa depannya. Kita tahu, menyayangi seorang anak memang tidak salah. Namun, hal itu juga tak harus dilakukan hingga menjadi sebuah manja. 

Dari manja itulah, semua yang dilakukan oleh otak anak tersebut akan membawa sumber dampak yang berbahaya. Mendidik juga ada batas yang patut diberikan, dengan tanda dimengerti oleh anak-anak tersebut. 

Kadangkala pemikiran dalam otak anak dengan pemikiran otak dewasa sangatlah berbeda. Kenapa disebut seperti itu. Sebagai orang dewasa menginginkan anak itu mengerti. 



Cara hal yang bisa memberikan didikan kepada anak tantrum adalah : 

1. Jangan sampai lepas kontrol, seperti sebagai orangtua. Jika melihat anak kita sudah mulai menangis tak tahu penyebabnya. Biarkan anak itu menangis, berteriak, melampiaskan amarahnya. Biarkan anak itu mencoba menjernihkan pikirannya. 

2. Tetaplah bersikap dewasa, sebagaimanapun seorang anak tantrum yang terus merengek meminta sesuatu tak bisa diberikan. Jangan pernah mengiyakan, atau mengabulkan keinginannya.

3. Bicara baik-baik, ketika seorang anak sudah merasa lelah akan tantrumnya. Maka ajaklah berbicara baik-baik. Bertanya perihal apa yang membuat dirinya bersikap seperti itu. 

4. Hindari hukuman Fisik terhadap seorang anak. Fisik anak berbeda dengan fisik orang dewasa. Kenapa? Sebab ketika seorang anak yang bersikap tantrum jangan pernah melakukan kekerasan. Sebab, hal itu akan memicu pemikiran negatif dan trauma. 

5. Berikan sebuah pelukan, seorang anak tantrum biasanya memerlukan sebuah pelukan hangat. Apalagi pelukan itu adalah mengibaratkan sebuah kasih sayang. 

6. Berikan sesuatu yang mengalihkan kepermainan yang seru atau memberikan makanan kesukaannya, bisa juga mengajak jalan-jalan seperti ke kebun binatang. 




Ada banyak cara yang bisa diatasi dari sifat tantrum bagi anak-anak. Sebaliknya dengan orang dewasa. Karena tantrum dapat disembuhkan, cara itu memang tak mudah. Sebab, kepribadian seseorang memiliki prinsip berbeda. Sebaliknya pemikiran. 

Belajar dan membaca sikap anak-anak sebenarnya bagus, karena bermanfaat untuk kedepan bagi orang yang menjadi calon orangtua. Janganlah malas untuk belajar sesuatu hal. Meskipun Tantrum adalah pelajaran psikologi untuk sosialita.